Dolar AS melemah terhadap hampir seluruh mata uang negara-negara di Asia. Terhadap rupiah saja, dolar AS sempat jatuh ke kisaran terendahnya di Rp 13.290, bandingkan dengan posisi kemarin yang berada di Rp 13.800.
Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Jumat (9/10/2015), sampai siang ini dolar AS sudah jatuh hingga 500 poin. Rupiah hari ini paling perkasa di antara mata uang negara tetangga.
Mata uang negara-negara tetangga juga sama-sama menguat terhadap dolar AS. Berikut in daftarnya:
• Yuan China +0,07%
• Rupee India +0,42%
• Ringgit Malaysia +2,66%
• Dolar Singapura +0,21%
• Won Korea Selatan +1,09%
• Dolar Taiwan +0,99%
• Dolar Australia +0,38%
• Dolar Selandia Baru +0,13%
• Rupiah Indonesia +3,68%
• Baht Thailand +0,39%
• Peso Filipina +0,52%
Mendapat informasi rupiah menguat banyak warga yang menyimpan dolar bergegas mendatangi money changer dan menjual sebagian tabungan dolarnya.
Sering jual beli valas di money changer ini, Edward terlihat hafal segala prosedurnya. Tanpa diminta, pria berkulit cokelat itu langsung menyerahkan KTP asli sebagai syarat identitas jual beli valas.
Tempat jual beli valas sempat membludak ketika dolar ASmelambung hingga di atas Rp 14 ribu. Saat itu, ant¬rean mengular hingga ke luar area penjualan vallas. Petugas kemanan pun ditingkatkan saat itu. Namun kemarin, kondisinya sepi. Tidak lagi membludak. Satu per satu warga datang untuk transaksi jual beli valas. Ada yang menjual, ada pula yang membeli.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, penguatan rupiah terjadi karena berbagai faktor, antara lain kon¬disi ekonomi Amerika Serikat yang tidak terlalu baik dan perbaikan-perbaikan yang di¬lakukan pemerintah, seperti deregulasi kebijakan.
Menurut dia, penguatan ru¬piah ini sebenarnya bergerak ke arah normalisasi kurs, yakni mendekati nilai fundamental. "Kalau kita ukur, sebenarnya rupiah masih undervalue, terlalu rendah nilainya. Jadi, arah rupi¬ah akan bergerak menguat," kata Darmin di Jakarta, Rabu lalu.
Dijelaskan Darmin, penguatan rupiah kali ini bergantung pada perkembangan kondisi ekonomi global. Darmin mengaku kesuli¬tan menentukan faktor dominan yang mempengaruhi pengua¬tan rupiah, baik melalui fak¬tor eksternal maupun internal. Soalnya, kedua faktor tersebut sama-sama bekerja.
Senada dengan Darmin, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara berharap penguatan rupiah terus berlanjut. Dia menilai, pen¬guatan rupiah belum mencapai batas fundamental atau masih undervalue.
"Dihitung Bank Indonesia sampai 13 ribu masih bagus. Tiga belas ribu lebih-lebih sedikit itu masih bagus," ujar Mirza.
Sementara menurut ekonom dari Institute for Development for Economic and Finance (Indef) Didik Junaedi Rachbini, paket ke¬bijakan pemerintah tidak ber¬pengaruh langsung terhadap penguatan rupiah ini.
Tapi, Didik merespons positif upaya pemerintah men¬dongkrak nilai tukar rupiah melalui beragam program ekonomi. Menurutnya, jika pemerintah konsisten bekerja, maka rupiah akan terus menguat.
"Penguatan rupiah ini bukan pengaruh langsung dari paket-paket pemerintah, tapi diper¬kirakan ada ekspektasi baik dan ada aksi di pasar, di mana rupiah diminati," katanya.
Merinci program pemerintah mendongkrak rupiah, Didik mengaku ada beberapa kebijakan yang cukup sulit untuk direalisasikan. Misalnya, me¬mangkas perizinan investasi kawasan industri dari delapan hari menjadi tiga jam.
Didik menjelaskan, meskipun peran pemerintah saat ini tidak berpengaruh langsung terhadap kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Namun, kebijakan pemerintah melalui program-programnya, dapat memberikan keper¬cayaan publik dan menjadikan respon positif terhadap pasar. "Tetapi, paket pemerintah merupakan usaha untuk meningkatkan percaya diri," terangnya.
Menurut Didik, penyebab nilai rupiah menguat saat ini adalah faktor eksternal. Pasalnya, nilai tukar dolar ASterhadap nilai tukar mata uang asing lainnya juga sedang menurun. Selain itu, sinyal kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate) saat ini juga cenderung mereda.
Dia menyarankan, faktor eksternal yang menguntung¬kan rupiah harus dimanfaat¬kan pemerintah untuk serius menjalankan program paket ekonomi jilid tiga.
"Jadi, bagus dan perlu diteruskan. Tantangannya adalah implementasi yang masih diragukan karena kualitas birokrasi yang masih rendah dan ruwet," nilainya.
Didik menambahkan, penguatan rupiah ini menjadi tanda-tanda baik, sehingga kepercayaan harus dijaga dengan cara melanjutkan paket-paket deregulasi dan implementasinya yang benar.
0 Response to "Rupiah Menguat, Warga Ramai-ramai Jual Dolar"
Post a Comment
Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!