Divisi Pengawasan Panwaskab Cianjur, Agus Djaelani mengatakan, menindak lanjuti surat kepada bupati, Panwas mendesak Satpol PP untuk segera menurunkan baliho-baliho yang terpasang di tempat-tempat yang tidak diperbolehkan.
Sementara persaingan Irvan Rivano Muchtar sebagai calon bupati termuda di Kabupaten Cianjur mendapat catatan khusus bagi Ikatan Relawan Mahasiswa ( IRM) Cianjur. Bahkan, menurut Kordinator Kabupaten IRM, pihaknya akan memberikan penghargaan kepada IRM sebagai tokoh muda yang paling berpengaruh di Kabupaten Cianjur.
"Kalau ternyata Irvan Rivano terpilih sebagai Bupati Cianjur pada PILKADA 09 Desember mendatang, kami akan memberikan penghargaan kepada IRM." Kata Firdaus Alawi, Ketua Korkab IRM Cianjur, hari ini.
Menurutnya, sudah sepantasnya generasi muda mendukung Irvan Rivano sebagai Bupati Cianjur jika para pemuda menghendaki orang muda menjadi pemimpin daerah.
"Kapan lagi kalau tidak sekarang," kata Firdaus.
Orang muda yang menjadi pejabat baik Bupati atau Gubernur di Indonesia itu menurut Firdaus sudah ada. Mereka berhasil dalam menjalankan tugasnya. Bahkan, Makmun Ibnu Fuad, Bupati Bangkalan, Madura, ketika dilantik menjadi Bupati umurnya 26 tahun.
Pejabat lainnya yang masih berusia muda itu diantaranya, Mardani Maming , 28 tahun, Bupati Tanah Tumbu, Kalsel, Yopi Arianto, 30 tahun. Bupati Indragiri Hulu, Provinsi Riau, Zumi Zola, 32 tahun, Bupati Tanjung Jabung Timur, Jambi bahkan yang paling mengejutkan dilantiknya Ridho Ficardo sebagai Gubernur Bandar Lampung dalam usia 33 tahun. Ridho dikenal sebagai gubernur termuda sepanjang sejarah Indonesia.
Memilih Irvan Rivano menurutnya, tidak hanya karena kemudaannya, namun soal pengalamannya di bidang politik dan kemasyarakatan dianggap telah mumpuni untuk menjabat sebagai Bupati Cianjur. Diantara visi misi pasangan BERIMAN mengenai kepemudaan itu adalah sentralisasi gedung pemuda sebagai pusat kegiatan kepemudaan, pembangunan Cianjur sport centre dan pemberdayaan dan peningkatan pemuda dan olah raga.
"Apalagi bagi mahasiswa, IRM akan mendirikan perguruan tinggi negeri di Cianjur ditambah dengan penyediaan bantuan pendidikan bagi warga miskin," katanya.
Sementara Calon Bupati Suranto hari ini mengingatkan rakyat Cianjur agar mempertimbangkan secara matang pasangan nomor urut berapa yang mesti dipilih pada pilkada Cianjur 2016-2021. Sebab sekali saja salah menyoblos pada pemilihan bupati/wakil bupati 9 Desember mendatang, dampaknya lima tahun ke depan untuk masyarakat Cianjur.
"Menyoblosnya memang sepele. Tapi jika salah memilih dampaknya panjang. Jadi, hati-hatilah. Pertimbangkan dengan matang, dengarkan hati nurani yang paling dalam," katanya.
Sejak dini, tutur Suranto yang berpasangan dengan Aldwin Rahadian (Oki), bernomor urut 3, masyarakat harus mengetahui rekam jejak setiap pasangan. Siapa dia dan telah berbuat apa menjadi input (informasi) utama sebelum menjatuhkan pilihan. Jangan menjatuhkan pilihan di dasarkan pemberian materi, apalagi tekanan atau ancaman.
Tentu saja Suranto tidak merasa terbaik dibandingkan kandidat lainnya. Sebab urusan baik-buruk atau layak dan tidak layak memimpin Cianjur, menurut Suranto, masyarakat sendiri yang lebih tahu. Bahkan secara jujur Suranto mengakui, selama menjadi wakil bupati ia belum memenuhi harapan masyarakat secara maksimal.
"Oleh karena itulah saya menyalonkan sebagai bupati yang mudah-mudahan terkabulkan guna berjuang memenuhi harapan masyarakat. Menyangkut apakah saya layak atau tidak, ya, silahkan masyarakat lebih tahu," ujar Suranto di depan 1.200 lebih penggila sepeda motor yang menjadi peserta "Jelajah Kampung" itu. (R/KC/Rika Sihombing)
0 Response to "Jelang Pilkada, Tensi Politik di Cianjur Makin Panas"
Post a Comment
Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!