![]() |
BPIH Minta sidik jari 100 korban jamaah haji Indonesia (**) |
Hingga Senin (5/10) pukul 11.15 Waktu Arab Saudi (WAS) jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat pada peristiwa Mina masih tetap 100 orang, terdiri dari 95 jamaah haji Indonesia dan 5 WNI mukimin di Arab Saudi.
Demikian dikatakan Kepala Daerah Kerja Mekkah, Arsyad Hidayat dalam keterangan persnya, Senin (5/10).
"Tidak terdapat nama korban yang teridentifikasi, korban meninggal masih tetap 100 orang," kata Arsyad.
Sementara untuk jamaah haji yang mengalami cidera, kata Arsyad telah berkurang dari 6 orang menjadi 5 orang. Satu orang jamaah atas nama Sapuna Mumtaha dari kloter SUB 48 telah kembali ke kloter dan pemondokan.
Sedangkan untuk jamaah haji yang belum kembali sebanyak 28 orang. Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat menegaskan bahwa pihaknya saat ini sedang meminta kepada pihak otoritas Mu’aishim agar dapat mengeluarkan seluruh data hasil sidik jari jenazah jamaah haji Indonesia yang telah mereka identifikasi.
“Kami secara khusus minta ke pihak mereka, tolong dikeluarkan dari hasil sidik jari, nama jamaah yang berasal dari Indonesia. Di dalamnya tercakup data nomor visa jamaah haji dan ada nomor kedatangan atau (roqmud-dukhul) bagi WNI yang tinggal di Arab Saudi,” terang Arsyad
Menurut Arsyad, pada setiap jenazah yang dikeluarkan dari kontainer, pihak Majma’ Ath-Thawari bil-Mu’aishim melakukan tiga tahapan proses, yaitu: pengambilan foto, pengambilan sidik jari, dan pengambilan sample DNA.
Artinya, lanjut Arsyad, setiap jenazah sebenarnya sudah diidentifikasi semua oleh pihak Arab Saudi. Terlebih lagi jamaah atau korban yang sudah dimakamkan karena menurut Arsyad, pihak Saudi tidak akan mungkin memakamkan jenazah sebelum jelas identitas atau hasil identifikasinya.
Arsyad Hidayat mengatakan bahwa keberadaan hasil sidik jari ini penting untuk memudahkan proses identifikasi jenazah jamaah haji Indonesia. Apalagi saat ini proses yang dilakukan sudah tidak lagi melalui pengamatan foto, tapi langsung mengidentifikasi dokumen jenazah.
“Kita juga sudah meminta dokumen hasil sidik jari jamaah. Itu dari sisi presisi lebih meyakinkan lagi sebab di sana ditulis nama, asal negara, nomor visa atau nomor kedatangan bagi WNI yang ke Arab Saudi,” terang Arsyad.
“Dengan mendapat dokumen nomor visa maka kita bisa langsung mengcrossceck ke data Siskohat karena seluruh data jamaah haji yang masuk ke Arab Saudi itu terekap nomor visanya pada data Siskohat kita,” tambah Arsyad.
Terkait sinergi dengan tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes POLRI, Arsyad berharap keberadaan tim DVI dapat mempercepat proses identifikasi karena mereka sudah difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi untuk dapat mengakses RS Muashim atau tempat pemulasaraan jenazah di Muaishim secara langsing.
“Sehingga diharapkan proses identifikasi jamaah haji wafat yang saat ini masih kita terus lakukan pencarian itu bisa didapatkan segera,” tandasnya.
(Rel / Awaludin Simamora)
0 Response to " BPIH Minta Sidik Jari 100 Korban Tragedi Mina"
Post a Comment
Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!