![]() |
Warga Jakarta Demo Ahok di Balai Kota (Foto:RM) |
Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, yang merupakan “istana Ahok” hari Senin (5/10) tadi digoyang warga Jakarta. Ratusan aktivis dan masyarakat dari Serikat Pemuda Jakarta (SPJ) dan Gerakan Apuran Bangkit (GAB) berunjuk rasa dan menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama menghentikan aksi penggusuran terhadap rakyat. Apalagi, proyek penggusuran tersebut didanai investasi asing, mereka mengecam keras.
"Rakyat miskin di Jakarta selalu menjadi korban kebijakan pemerintah yang tidak adil dan selalu menindas. Penggusuran paksa semakin meningkat di masa pemerintahan Ahok. Kami merasa selalu dibodohi. Aksi ini sudah ketiga kalinya," ujar Koordinator Lapangan, Arwa.
Kakek berusia 63 tahun ini juga menyesalkan sikap Pemprov DKI yang selama ini tidak memberikan ganti rugi yang adil kepada masyarakat yang digusur. Padahal, pendekatan kekerasan yang digunakan dalam proses penggusuran telah mengakibatkan warga sipil menjadi luka-luka dan menyisakan trauma, khususnya pada kaum perempuan dan anak-anak.
Dalam keterangannya, Koalisi Masyarakat Sipil ini mencatat ada 17 penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI yang melibatkan unsur TNI. Tak hanya itu, mereka juga menyebutkan Ahok telah menggelontorkan dana Rp 30 miliar dari APBD DKI Jakarta 2015 kepada Kostrad untuk terlibat di dalam penanganan keamanan ibukota.
Berdasarkan temuan Forum Warga Jakarta (Fakta), pada tahun 2014, Pemprov DKI telah menggusur 3.751 keluarga yang mengakibatkan 3.513 bangunan hancur dan 13.852 jiwa kehilangan tempat tinggal. Sementara penggusuran yang dialami warga Kampung Pulo telah mengakibatkan 910 KK dari 3 RW dan 27 RT kehilangan tempat tinggal.
Selain itu, Ahok diprotes bersikap tak adil karena hanya menuding orang miskin sebagai penyebab banjir di Jakarta. Ahok terkesan jelas mengabaikan keberadaan gedung-gedung kantor bertingkat dan pusat perbelanjaan.
Dalam aksinya di depan kantor Balaikota Pemprov DKI Jakarta, siang ini (Senin, 5/10), ratusan orang dari perwakilan warga korban gusuran terus meneriakkan protes atas pengambilan paksa pemukiman mereka.
Menurut para pendemo, selama ini Ahok hanya fokus menyelesaikan persoalan banjir pada orang miskin. Sementara pusat berbelanjaan justru dibiarkan tumbuh begitu saja.
"Gubernur katanya mau mengentaskan banjir tapi yang disasar hanya orang miskin. Data BPS DKI jumlah hotel hanya naik 200 jadi 400. Apa itu mengentaskan banjir," teriak seorang orator.
Mereka pun menuntut Ahok bersikap adil dengan menggusur gedung-gedung tinggi yang menyalahi tata ruang. Salah satunya adalah pusat perbelanjaan di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Menurut mereka, kawasan Kelapa Gading lebih layak untuk ditertibkan daripada area bantaran kali. Karena pembangunan pusat perbelanjaan itu masih baru. Sementara warga bantara kali di Kampung Pulo dan Bidara Cina sudah tinggal sejak tahun 40-an. [rm/wid/Erna]
0 Response to " Warga Goyang Istana Ahok, Akibat Penggusuran 13.852 Warga Kehilangan Tempat Tinggal"
Post a Comment
Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!