Warga Palangka Raya Sulit Bernafas Akibat Asap, Sebagian Mengungsi

Kabut asap yang menyelimuti Palangkaraya, foto diambil di halaman kantor Gubernur Kalteng. (Foto: Siti Latifah)
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya, konsenrasi partikulat PM10 di Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah tersebut juga telah berada di atas 3.400 mikrogram per meter kubik.

Kota Palangka Raya, Selasa pagi hingga sore, sudah tidak layak huni karena kondisinya gelap dan jarak pandang hanya 10 meter akibat tertutup asap.

“Kalau data pm10 dari pukul 07.00 sampai 15.00 wib rata-rata di kisaran 2.800. Dan, titik hotspotnya mencapai 910 titik,” kata Observer Stasiun Meteorologi Palangka Raya, Reni.

Pekatnya kabut asap di kota Palangka Raya tidak hanya berdampak pada sulitnya masyarakat mendapatkan udara segar, namun juga membuat mata perih saat berada di luar ruangan.

Warga jalan Cempaka Kota Palangka Raya Yossie mengatakan mata akan sangat terasa perih saat mengendarai sepeda motor, sekalipun telah menggunakan kacamata maupun kaca helm ditutup.

“Jangankan di luar ruangan, di dalam rumah saja mata sakit karena kabut asap. Palangka Raya ini sudah seperti kota asap. Pekatnya kabut asap ini kan bukan hari ini saja, tapi sudah hampir dua bulan, dan terparah tiga hari terakhir,” ucapnya.

Warga jalan Tjilik Riwut Sunardi mengatakan terpaksa mengungsikan anaknya yang berumur setahun tujuh bulan ke Pulau Jawa karena kondisi kabut asap di Palangka Raya sangat berbahaya bagi kesehatan.

“Anak saya sudah saya ungsikan tiga minggu ke Jogya. Sedih juga pisah dengan anak, tapi mau bagaimana lagi. Kondisi udara di Palangka Raya kan memang sangat tidak baik bagi kesehatan, khususnya anak bayi,” kata Sunardi.(ant)






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Warga Palangka Raya Sulit Bernafas Akibat Asap, Sebagian Mengungsi"

Post a Comment

Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!