"Menyadari hak kami sebagai bagian internal masyarakat Indonesia, tokoh-tokoh perempuan dan ibu-ibu generasi menuntut negara bertanggung jawab penuh dalam segenap upaya untuk mengakhiri bencana kabut asap yang terus terjadi dan mengakibatkan nestapa berkepanjangan khususnya bagi kaum perempuan dan anak," demikian isi petisi yang dibacakan dalam diskusi 'Nestapa Perempuan dan Anak Akibat Kabut Asap Kembali Negara Berlepas Tangan' di Hotel Gren Alia, Cikini, Jakarta. Sabtu (17/10).
Koordinator Lajnah Mashlahiyyah DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Rini Syafri, menyayangkan minimnya aksi pemerintah dalan penanganan kabut asap.
"Negara masih miskin aksi dan lamban aksi yang efektif dalam menangani kabut asap," ujarnya.
Dia menyebut jika negara hadir secara salah karena tata kelola lahan gambut yang neoliberal. Dia berharap negara bisa lebih mampu mengelola lahan gambut secara baik. "Negara harus hadir secara utuh di dalam pemanfaatan dan pengelolaan lahan gambut," tegasnya.
Sementara Koordinator Lajnah Siyasi DPP MHTI, Pratma Julia Sunjandari, mengatakan jika negara tetangga juga sebenarnya ikut andil dalam bencana kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
"Negara tetangga, mereka juga aktor terbakarnya lahan kelapa sawit, mereka seperti lempar batu sembunyi tangan," ujarnya di Hotel Gren Alia, Cikini, Jakarta, Sabtu (17/10).
Diharapkan, hutan dan lahan gambut di Indonesia kembali berfungsi sebagai penyeimbang iklim, paru-paru dan pembawa kesejahteraan bagi Indonesia bahkan dunia. (Rel/HTI)
0 Response to "Muslimah HTI: Negara Miskin Aksi dalam Menangani Kabut Asap"
Post a Comment
Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!