Terkait Dugaan Korupsi RS Sumber Waras, BPK Sita HP Staf Khusus Ahok

KalamPos.Com | Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI telah menyita telepon genggam anak buahnya. Dia heran dengan alasan di balik penyitaan tersebut.

"Ada HP yang disita (BPK) lagi?,” tanya Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (6/11).

Sebagaimana diketahui, beberapa pejabat DKI diperiksa oleh BPK RI terkait kasus pembelian tanah diatas lahan RS Sumber Waras yang diduga merugikan negara lebih dari Rp191 miliar. Antara lain Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono, Sekertaris Daerah (Sekda) Saefullah dan mantan Kepala Dinas Kesehatan Dien Emmawati.

Ahok menduga BPK sengaja mengambil tindakan tersebut untuk mencari tahu sejauh apa keterlibatannya dalam kasus pembelian tanah di atas lahan RS Sumber Waras.

"Alasannya ingin tahu ada enggak perintah Ahok untuk beli tanah RS Sumber Waras. Tanya deh sama Pak Heru," jelasnya.

Kata Ahok, Kepala BPKAD mengatakan pembelian lahan di RS Sumber Waras karena mengikuti perintah yang tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub). Karena pernyataan tersebut, BPK menyelidiki Sekda DKI untuk menelusuri munculnya Ingub tersebut.

Sebagaimana diketahui, masa audit investigasi atas laporan dugaan korupsi pembelian lahan di atas RS Sumber Waras selama 60 hari telah berakhir. Meski demikian, BPK meminta waktu tambahan selama 20 hari untuk menyelesaikan hasil audit tersebut. Dan dipertengahan November 2015 nanti hasil audit investigasi tersebut akan diumumkan. (R)

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Terkait Dugaan Korupsi RS Sumber Waras, BPK Sita HP Staf Khusus Ahok"

  1. Kalau masalh curiga curiga bgtu , mohon maaf yang sudah jelas mentri mentri kita korupsi kenapa tidak di curigain juga ?

    ReplyDelete

Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!