Polisi: Kalau Suasana Sudah Mencekam, Izin Perayaan Asyura di Semarang Bisa Dicabut !

Rituah berdarah syiah
Sejumlah petinggi di Semarang, Jawa Tengah pada Selasa (6/10) lalu melakukan pertemuan khusus guna membahas perayaan Asyura yang menurut rencana akan di gelar di Semarang pada 10 Muharam mendatang.

Pertemuan khusus itu dilakukan di Kantor Kesbangpolinmas, Gedung Pandanaran, yang diikuti dari perwakilan Forum Ummat Islam Semarang (FUIS), Kesbangpol, Kasat Intelkam Polrestabes, Pasi Intel Kodim, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemenag Kota Semarang.

Kabarnya, pertemuan khusus itu terpaksa dilakukan mengingat itensitas penolakan perayaan asyura yang begitu tinggi. Forum Ummat Islam Semarang (FUIS) bahkan jauh-jauh hari minta Kemenag tegas dalam menyikapi perayaan asyura.

Sebaliknya, Kemenag tidak bisa menolak. “Selama kegiatan (Syiah) tidak mengganggu keamanan,“ jelas Zumroni, perwakilan Kemenag Kota Semarang.

Sementara itu, aparat keamanan melalui Kasat Intelkam Polrestabes Semarang AKBP Budi A. S, mengungkapkan, kepolisian akan mengizinkan kegiatan tersebut selama ada rekomendasi dari pihak terkait.

“Selama dasar-dasar rekomendasi (dari MUI dan Kemenag) sudah ada, polisi akan melakukan pelayanan berupa pengamanan. Pihak Kepolisian bisa mencabut izin (acara Syiah) kalau suasana sudah mencekam,” tutur AKBP Budi.

Hal yang sama juga diutarakan aparat dari Kodim, “Kalau MUI tidak mengizinkan (acara Syiah), Kodim akan mendukung,”tutur Mayor Inf Arief Soehartono dari Pasi Intel Kodim.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Syiah Indonesia kembali akan melaksanakan perayaan Asyura, 10 Muharram, mengenang peristiwa pembantaian cucu Nabi, Husain radhiyallahu ‘anhu, beserta keluarga Nabi yang lainnya di Karbala.  Mereka pada tahun ini akan melaksanakan di Semarang.

Kegiatan perayaan Asyura itu akan digelar di Gedung Pusat Kesenian Jawa Tengah, Komplek PRPP Semarang Barat dengan tema “Kebangkitan Imam Husain adalah Manifestasi Purna dari Amar Makruf dan Nahi Mungkar”

Pada acara itu, beberapa kegiatan dan ritual khas Syiah akan dilaksanakan seperti pembacaan kisah Maqtal/pembunuhan atau pembantaian Husain radhiyallahu anhu, penyiksaan diri dengan memukul-mukul dada sebagai bentuk ratapan kesedihan, dan penyampaian materi-materi yang berkaitan dengan itu.

Pembacaan kisah Maqtal dan memukul-mukul badan inilah yang akan membangkitkan semangat mereka di setiap tahunnya, yaitu untuk membalaskan dendam Ahlul Bait yang dibantai secara biadab oleh tentara-tentara Bani Umayyah.

Dalam hal ini, Ahlus Sunnah berlepas diri dari tentara Bani Umayyah yang membantai cucu Nabi tersebut, mereka membenci keluarga Nabi, sehingga menumpasnya di Karbala, dan mereka itulah Nashibi.

Perlu diketahui bahwa Yazid bin Muawiyah yang menjadi khalifah saat itu sama sekali tidak merestui pembantaian cucu Nabi tersebut, bahkan diriwayatkan ia menangis ketika mengetahui peristiwa itu.

Ritual Syiah ini telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Karenanya, Ketua FUIS Abu Zaidan berharap pemerintah bijak dalam menyikapinya.

(Laporan: Anisa Hafsari, sumber: SI / Kemenag )

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Polisi: Kalau Suasana Sudah Mencekam, Izin Perayaan Asyura di Semarang Bisa Dicabut !"

Post a Comment

Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!