Selain itu kualitas peralatan medis juga masih tertinggal. Berbagai teknologi yang ada dinilai masih belum secanggih peralatan medis di negara lain.
“Dokter kita termasuk terbelakang di Asia, kecuali dengan Laos dan Kamboja karena ekonominya masih dibawah kita. Alat yang dimiliki juga jauh tertinggal tak memadai dibanding Thailand dan China,” papar Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Hasbullah Thabrany.
Thabrany membandingkan dengan negara Amerika Serikat yang sudah maju dimana setiap tahun terdapat 100 ribu orang meninggal dunia.
“Apalagi di Indonesia yang standar kesehatannya masih belum memadai, namun sayang sekali belum ada studi soal kematian di RS di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, pada tahun 2016 dunia kesehatan harus menunjukan perbaikan sistem. Dia bahkan mengusulkan dokter sesekali boleh melakukan unjuk rasa diluar dokter yang menangani pasien gawat darurat. Hal itu agar membuka mata pemerintah bahwa jasa dokter begitu besar.
“Tak segan-segan dokter boleh unjuk rasa tetapi yang menangani emergency tentu tetap harus melayani pasien. Agar pemerintah dalam hal ini presiden, wakil presiden, Kemenkeu, dan Bappenas menyadari peran dokter,” ungkapnya.
Thabrany menyebut istilah pengabdian bisa dilakukan para dokter kepada masyarakat. “Dokter bisa kerja baik jika penghasilan memadai, pemerintah cenderung menyuruh dokter mengabdi, tentu dengan penghasilan yang memadai kami juga akan semangat mengabdi,” katanya.
0 Response to "Kualitas SDM Dokter Indonesia Terbelakang di Asia"
Post a Comment
Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!