Direktur RSJ: 8000 Warga Lampung Alami Gangguan Jiwa

Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung dr. Ansori mengatakan, gaya hidup masyarakat perkotaan dan tingginya intensitas pada pekerjaan menjadi pemicu utama seseorang mengalami stres dan gangguan jiwa. Bahkan bagi yang tidak kuat melakoninya, ada diantaranya mengarah pada tindak penyalahgunaan narkoba.

"Kami prihatin dan ikut merasakan betapa beratnya penderita gangguan jiwa tersebut," katanya kepada wartawan di Tugu Adipura, Lampung, Sabtu (10/10).

Pernyataan itu disampaikannya Ansori menyikapi adanya indikasi makin meningkatnya jumlah warga Lampung yang mengalami gangguan jiwa saat ini.

Hasil  survey drakles kesehatan daerah tahun 2013, terdapat 8000 dari 10 juta penduduk Provinsi Lampung mengalami gangguan jiwa. Jumlah tersebut belum termasuk dengan pengguna narkoba dan gangguan jiwa sedang.

Saat ini RSJ Provinsi Lampung melayani pasien rawat inap menggunakan 10 tempat rawat inap, meski setiap bulannya melayani lebih dari 10 kamar dan 35 pasien rawat jalan. Permasalahan sebenarnya adalah kekurangan ruangan rawat inap.

"Insya Allah, kita akan menambahkan 4 sampai 6 tempat tidur rawat inap narkoba dan menambah 100 lebih tempat tidur dan pada pertengahan 2017 rencananya akan merenovasi 50 tempat tidur yang kurang baik," kata dia.

Selain itu, pihak RSJ mengaku kekurangan tenaga medis. Untuk melayani pasien yang begitu banyak RSJ hanya mempunyai 3 tenaga psikiater, 8 tenaga dokter umum, 3 dokter gigi dan 75 perawat.

“Lampung bisa dikatakan masih kekurangan tenaga medis sedangkan standar jumlah kebutuhan tenaga medis,” ujarnya. (TL/R-07)

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Direktur RSJ: 8000 Warga Lampung Alami Gangguan Jiwa"

  1. Tuuhkan contoh itu...gimana tadinya gitu..Para Pemegang Amanat sibuk saja saling sikut..jadi umatnya bingung hilang panutan..kesempatanlah buat syaitan bikin runyam saja. .. kasian tuh. Kamu ribut ribut saja. Terlalu.

    ReplyDelete

Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!