KalamPos.Com -Tim Disaster Victim Identification (DVI) akan memanfaatkan data antemortem yang dimiliki oleh Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, dalam melakukan identifikasi jenazah jamaah haji Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina.
Hal itu dikatakan Ketua Tim DVI Kombes dr. Mas’udi. Menurutnya, data Siskohat yang mencakup nama, alamat, sidik jari, nomor pasport,dan nomor visa jamaah sudah cukup untuk dijadikan sebagai data awal.
“Saya kira itu sudah lengkap. Seandainya kalau itu nanti kita ambil dan kita butuhkan untuk kita cocokan dengan data yang ada, maka Insya Allah akan lancar,” kata Mas’udi dalam jumpa pers di Daker Makkah, Minggu (4/10) malam, seperti dikutip dari laman Kementerian Agama.
Tim DVI Mabes Polri tiba di Jeddah, Sabtu (3/10) lalu. Mereka terdiri dari para ahli forensik, ahli DNA, dan ahli finger print.
Mas’udi mengaku kalau usia jenazah yang sudah sepuluh hari akan memberikan tantangan tersendiri seiring dengan perubahan fisik jenazah. Namun demikian, dia berharap perubahan atau kerusakan fisik itu belum terlalu parah.
"Sekiranya untuk mencocokkan data postmortem diperlukan data antem mortem, maka tim DVI akan memanfaatkan data Siskohat Kemenag. Tapi kita perlu lihat dulu kondisinya seperti apa. Karena hal itu terkait dengan cara penyimpanan, suhu, iklim dan hal-hal yang mempengaruhi keawetan maupun proses pembusukan ini,” jelas dia.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil mengatakan bahwa proses identifikasi jenazah memang memerlukan waktu yang cukup karena membutuhkan profesionalitas dalam melakukan identifikasi. Untuk itu, Djamil menyambut kehadiran tim DVI Mabes Polri yang akan bersinergi dengan tim PPIH dalam rangka membantu proses identifikasi dan pengenalan korban peristiwa Mina.(*Rel)
0 Response to "Atasi Tragedi Mina, TIM DVI Manfaatkan Data Siskohat"
Post a Comment
Admin KalamPos.com percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), pasti akan lebih enak dibaca. Yuk, kita praktikkan!